Youth Traveler Ajak Remaja PKBI Riau Bahas Isu Gender
2 December 2019
Perayaan HUT PKBI ke-62: Inklusif, Esensial, dan Meriah
19 December 2019
Show all

Siaran Pers: Rayakan Ulang Tahun ke-62, PKBI Hadirkan Layanan Kesehatan Reproduksi untuk Warga

Jakarta, 19 Desember 2019—Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) sudah berkiprah dalam pemenuhan kesehatan seksual dan reproduksi, utamanya bagi perempuan, sejak 1957. Memasuki tahun ke-62 yang resminya jatuh pada 23 Januari 2019, PKBI mengadakan perayaan ulang tahun bertema ‘Keluarga yang Bertanggung Jawab dan Toleran’. Tema yang diangkat tahun ini sama dengan tahun lalu, menandakan komitmen PKBI untuk tetap konsisten dalam menjunjung dimensi-dimensinya. “Di tahun ke-62 ini, hal yang baru adalah mulai lahirnya kembali semangat kerelawanan dan kepeloporan untuk mewujudkan keberlanjutan organisasi dan program PKBI,” ungkap Ketua Pengurus Nasional PKBI, Dr. Ichsan Malik, M.Si.

 

Tema ‘Keluarga yang Bertanggung Jawab dan Toleran’ diangkat lagi kali ini untuk mengingatkan PKBI akan prinsip yang harus dimantapkan dalam menghadapi tantangan yang dihadapi rakyat Indonesia sekarang ini. Selama ini, PKBI memusatkan perhatian pada lima dimensi keluarga, yaitu kelahiran, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan masa depan.

 

Melihat kondisi yang kian intoleran, PKBI merasa perlu memperkenalkan dimensi keenam yang dapat menjadi fokus ke depan: dimensi toleransi. “Selain tetap concern soal keluarga berencana dan kesehatan seksual reproduksi, PKBI juga mulai memperhatikan keluarga besar Indonesia yang cenderung semakin ekslusif dan mulai tidak menghormati perbedaan-perbedaan yang ada dalam keluarga di Indonesia,” jelas Dr. Ichsan Malik, M.Si.

 

Toleransi yang dipupuk akan secara bertahap berkembang menjadi penghormatan seutuhnya akan keragaman. Keragaman selama ini menjadi elemen penting dalam pelaksanaan program-program PKBI, antara lain Program Humanitarian, Program Peduli, Program GCAC, Program Right Here Right Now, dan Program Standing Strong Together. Sedikit contoh, dalam implementasinya PKBI mengajak pegiat-pegiat lintas komunitas dan dari berbagai latar belakang untuk menjadi relawan Humanitarian, mendorong inklusi sosial dalam Program Peduli, serta mengampanyekan keberagaman dan isu Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi melalui Standing Strong Together.

 

Layanan kesehatan seksual dan reproduksi

 

Setiap tahun, PKBI menggunakan momen ulang tahun untuk melaksanakan bakti sosial. PKBI mengundang warga sekitar kawasan kantor PKBI Pusat, tepatnya di Jalan Hang Jebat III Kebayoran Baru untuk menikmati layanan kesehatan seksual dan reproduksi gratis sehari sebelum perayaan ulang tahun. Layanan yang disediakan beragam; ada konseling kesehatan reproduksi, pap smear, suntik KB, pasang dan lepas IUD, pasang dan lepas implan KB, dan tes Voluntary Counseling and Testing (VCT) untuk HIV.

 

Layanan berbayar dibuka juga tepat di hari perayaan ulang tahun PKBI, dengan biaya Rp150.000 untuk pap smear, Rp30.000 untuk suntik KB 1 bulan, Rp25.000 untuk suntik KB 3 bulan, Rp150.000 untuk pasang maupun lepas kontrasepsi IUD, Rp150.000 untuk pasang maupun lepas implan KB, dan Rp55.000 untuk VCT. Layanan kesehatan berbayar ditujukan untuk umum, tamu undangan, dan rekan media yang datang ke perayaan ulang tahun ke-62 PKBI.

 

-selesai-

 

Tentang PKBI

Berdiri sejak 23 Desember 1957, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempelopori gerakan Keluarga Berencana di Indonesia. Lahirnya PKBI dilatarbelakangi oleh keprihatinan para pendiri PKBI, yang terdiri dari sekelompok tokoh masyarakat dan ahli kesehatan terhadap berbagai masalah kependudukan dan tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Menghadapi berbagai permasalahan kependudukan dan kesehatan reproduksi dewasa ini, PKBI menyatakan bahwa pengembangan berbagai programnya didasarkan pada pendekatan yang berbasis hak sensitif gender dan peningkatan kualitas pelayanan serta keberpihakan kepada masyarakat miskin dan marjinal melalui semboyan “berjuang untuk pemenuhan hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi”.