Media Gathering dan Nonton Bareng PKBI : Film “Nada untuk ASA”
6 February 2015
PIKM Mendorong Masyarakat untuk Tes HIV dan AIDS
6 February 2015
Show all

PKBI : Keluarga, Rumah Terbaik Bagi ODHA

Jakarta, 5 Februari 2015
Saat ini kasus ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV terus mengalami peningkatan. Bahkan ibu rumah tangga menjadi kelompok Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) tertinggi dengan 6.539 kasus (per September 2014). Ironis, padahal mereka bukanlah termasuk kelompok dengan perilaku seksual berisiko. Hubungan seksual pun relatif hanya dilakukan dengan suaminya.
Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Inang Winarso mengatakan, mayoritas ibu rumah tangga yang positif HIV baru mengetahui statusnya ketika suaminya mengalami masa kritis masuk ke tahap AIDS. “Selang beberapa lama suaminya meninggal, mereka harus mengasuh anak seorang diri di tengah penolakan dari keluarga karena status HIV-nya, ditambah dengan stigma dan diskriminasi dari masyarakat,” tutur Inang saat Nonton Bareng (Nobar) Film Nada untuk Asa di Bioskop 21 Blok M Plaza, kamis (5/2).
Hal tersebut dialami oleh Ibu HIV Positif dan Aktivis Jaringan Aksi Perubahan Indonesia (JAPI) Nia (bukan nama sebenarnya). Nia mengatakan bahwa dirinya mengetahui tertular HIV ketika suaminya sedang kritis ke fase AIDS. “Sulit sekali untuk menerima status tersebut, apalagi saat itu keluarga juga menolak keberadaanku,” aku Nia”.
Senada dengan Nia, Ibu HIV Positif dan Pekerja Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Santy Shardy juga mengalami hal yang serupa. Santy baru mengetahui dirinya terinfeksi HIV pada saat suaminya sedang dalam kondisi kritis di Rumah Sakit. Saat itu ia sedang hamil anak kedua dengan usia kandungan 5 bulan. Dua tahun kemudian suaminya meninggal dunia, meninggalkan dirinya dan dua orang anak.
“Saat itu sempat terpuruk. Belum terbayang juga harus membesarkan dua orang anak sendirian. Belum lagi tekanan dari lingkungan sekitar. Namun hidup tidak boleh berhenti di sini,” ujar Santy.
Perlahan Santi mulai bangkit, 2 tahun yang lalu ia memutuskan menikah dengan suami yang HIV positif. Belum lama ini ia baru melahirkan anak ketiga. “Alhamdulillah negatif. Suami dan Keluarga sangat berperan dalam memberikan dukungan hingga bisa bangkit kembali beraktivitas,” tuturnya.
Inang menambahkan, selama HIV dan AIDS masih selalu dianggap eksklusif, maka penyelesaiannya akan eksklusif. Mereka yang baru tahu statusnya masih enggan atau malu untuk mengakses layanan kesehatan karena stigma dan diskriminasi.
“Kasih sayang dan dukungan keluarga merupakan obat ampuh dan kekuatan utama yang membuat ODHA bisa bertahan sampai hari ini. Penerimaan dan kehangatan dari keluarga melebihi segalanya apa yang mereka punya,”ujar Inang.
*Tentang Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)*
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) merupakan sebuah organisasi gerakan yang didirikan pada tahun 1957. PKBI mempelopori gerakan Keluarga Berencana di Indonesia.Hingga saat ini PKBI memiliki kantor daerah di 27 Provinsi di Indonesia dan terus memperjuangkan hak warga Negara untuk terpenuhinya hak kesehatan secara menyeluruh termasuk kesehatan seksual dan reproduksi.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan
(021-720-7372)
www.pkbi.or.id
Informasi lebih lanjut hubungi :
Devi : 081805889245