Eka Purni: Pemimpin Muda Bicara Partisipasi Aktif Remaja
28 October 2019
LIPUTAN MEDIA : Tingkatkan Kespro, PKBI Ingatkan Pentingnya KB dan Alat Kontrasepsi
28 October 2019
Show all

LIPUTAN MEDIA : Direktur PKBI Jatim Ajak Remaja Gotong Royong Menekan Persebaran HIV/AIDS

Sumber Foto : Dok. PKBI Jawa Timur

SUARA.COM, BONDOWOSO – Zahrotul Ulya, Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Timur ajak remaja bersama-sama untuk bergotong royong menekan angka persebaran.

Hal itu disampaikannya, di hadapan belasan Relawan Remaja (Youth Center) dalam Pelatihan Leadership dan Hak Kesehatan Seksual Reproduksi (HKSR) di Aula Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PKBI) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Minggu (27/10/2019).

“Jawa Timur menduduki peringkat pertama jumlah ODHA, orang dengan HIV/AIDS di Indonesia. Ini bukan membanggakan, tapi memprihatikan. Datanya, angka terbanyak adalah usia produktif, usia 15 hingga 30 tahun,” ungkap Zahrotul Ulya, Direktur PKBI Jatim ini.

Lebih lanjut, Zahro mengungkapkan, bahwa laporan situasi perkembangan HIV AIDS dan IMS di Indonesia periode Oktober-Desember 2018 pada Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI 2018. Total HIV di Jawa Timur sebanyak 2.684, diikuti DKI Jakarta sebanyak 1.082, Jawa Barat 1.536 dan Jawa Tengah 1.504.

Menurutnya, angka itu cukup fantastis jika dibreakdown lagi, tentu akan makin membuat mata kita terbelalak.

Kata dia, Jawa Timur yang menduduki peringkat ODHA teratas di Tanah Air, juga akan menunjukkan bahwa di Kabupaten/Kota menyimpan potensi banyaknya penderita HIV/AIDs. Di Kabupaten Bondowoso, misalnya, salah satu sumber menyebutkan, terdapat 150 ODHA. Angka yang cukup tinggi.

 

Direktur Eksekutif Daerah PKBI Jawa Timur Zahrotul Ulya memberikan paparan di depan para remaja PKBI Cabang Bondowoso

“Kondisi ini tentu membutuhkan kerja keras dan kerja sama. Kita harus bergotong-royong. Makanya, PKBI Jawa Timur bergerilya ke banyak daerah untuk menggerakkan kader remaja. Mereka sebagai generasi penerus bangsa harus berpartisipasi untuk bersama-sama menekan atau mengurangi kian menyebarnya HIV/AIDs. Apalagi, sekarang masa inkubasi virus selama 2 tahun pasca melakukan prilaku berisiko, setelah itu baru ketahuan terjangkit atau tidak”, ungkap Zahro.

Lebih jauh Zahro mengungkapkan, bahwa PKBI sebagai lembaga yang memiliki konsen pada isu kesehatan seksual dan reproduksi, dan tentunya keluaraga berencana, perlu menempatkan posisi remaja agar mendapatkan perhatian khusus terkait HKSR. Karenanya, lanjut Zahro, PKBI Jawa Timur banyak melibatkan remaja, agar bias menyampaikannya pada teman seusianya.

“Ini menunjukkan bahwa keberadaan Youth Center (YC) sangat penting. Peran YC sangat dibutuhkan dalam menghadapi kian kompleksnya persoalan remaja. Ini menjadi tantangan bagi kami di PKBI, karena sejatinya remaja merupakan makhluk yang dinamis,” ungkap Zahro.

Zahro juga menyebut, PKBI Jawa Timur memiliki beberapa program, yang juga bisa direplikasi di Kabupaten/Kota, di antaranya Klinik Utama, Penanggulangan HIV/AIDS, Program Aku dan Kamu, dan Youth Center.

Ditambahkannya, bahwa selama ini telah memberikan standing positionnya untuk fokus pada seluruh isu kesehatan seksual dan reproduksi remaja, dimana para pelaksana YC merupakan para relawan remaja yang siap mendedikasikan ide, gagasan, bahkan waktu dan materi mereka untuk remaja.

“Ada banyak materi yang kami latihkan pada relawan remaja PKBI Bondowoso kali ini. Ada materi memahami ke-PKBI-an, penyamaan Visi dan misi, penguatan pemahaman terkait leadership dan HKSR, menjadikan YC Cabang Bondowoso sebagai pionir dalam advokasi HKSR Remaja di Bondowoso, serta menjadikan pusat KIE Remaja terkait issu HKSR,” jelas Zahro.

Zahro berharap, adanya Relawan Remaja di Bondowoso, bisa bergerak-sinergis dengan Pemerintah Daerah untuk bersama-sama menekan berbagai masalah kesehatan reproduksi yang ada. [*]