BERITA PERS
Revitalisasi Posyandu untuk Menekan Angka Kematian Ibu
Jakarta, 20 Mei 2015 – Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menginisiasi gerakan masyarakat demi menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia melalui program revitalisasi posyandu. Dalam menjalankan program ini, PKBI bekerja sama dengan Chevron melalui program Capacity Building to Enhance Posyandu Service (CAPS) di sembilan desa di Jawa Barat, Riau dan Kalimatan Timur.
Program revitalisasi posyandu PKBI-Chevron ini diluncurkan pada 21 Mei 2015, bertepatan dengan kegiatan The 39th Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition, yang berlangsung pada tanggal 20-22 Mei 2015 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
“Kita perlu membangkitkan kembali partisipasi masyarakat untuk melindungi setiap ibu hamil dari risiko kematian, dengan cara merevitalisasi posyandu. Melalui posyandu, masyarakat membuktikan bahwa mereka telah berkontribusi terhadap pemantauan kesehatan ibu dan anak. Sehingga jika ada masalah dengan kesehatan ibu dan bayi segera dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit,” kata Direktur Eksekutif PKBI Inang Winarso.
Kegiatan revitalisasi posyandu menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat yang secara langsung akan melibatkan kader-kader posyandu. Mengingat posyandu adalah organisasi yang berbasis masyarakat, maka kader juga akan mendapatkan penguatan di bidang pengembangan usaha ekonomi bersama, yang kelak akan membantu posyandu menjadi lebih mandiri dan mampu membiayai kebutuhan kegiatannya serta meningkatkan pendapatan para kadernya.
Program kerja sama revitalisasi posyandu Chevron-PKBI juga akan melibatkan para pemangku kepentingan seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas, Camat, Tokoh Masyarakat/tokoh adat, Lurah, RT/RW, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), PKBI Cabang, Organisasi profesi (Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia) dan mencakup kegiatan 1) Penguatan CBO dan pembentukan kader kader potensial melalui pelatihan pelatihan, pendampingan dan membuka akses yang luas pada masyarakat untuk ikut berpartisipasi menjadi kader, 2) Pelatihan ekonomi produktif untuk mendukung aktifitas Posyandu kedepannya, 3) Pertemuan rutin kader, 4) Pertemuan rutin dengan stakeholder, 5) Pengadaan kelengkapan dasar posyandu, 6) Promosi kesehatan melalui KIE, 7) Pelayanan Posyandu, 8) Posyandu special event.
Melalui program intervensi revitalisasi posyandu ini diharapkan akan memberikan dampak terhadap peningkatan kesehatan ibu dan anak di wilayah kerja posyandu serta berkontribusi terhadap penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di sembilan wilayah tersebut.
Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Indonesia, sesuai dengan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, terjadi peningkatan tren menjadi 359/100.000 kelahiran, yang sebelumnya pada SDKI 2007 tercatat 228/100.000 kelahiran. Data tersebut merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Singapura mencatat memiliki angka ibu hamil/melahirkan paling rendah, hanya 3 ibu meninggal per 100.000 ibu melahirkan. Kemudian disusul Malaysia (5 ibu meninggal/100.000 ibu melahirkan), Thailand (8-10/ 100.000), Vietnam (50/ 100.000).
Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Pusdatin 2014), faktor yang menyebabkan Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat adalah perdarahan sebesar 30,3%, hipertensi 27,1%, infeksi 7,3% dan lain-lain 40,8%. Penyebab lain-lain yang dimaksud adalah penyakit yang diderita ibu pada saat hamil diantaranya kanker, jantung, ginjal dan tuberkulosis.
Hal ini merupakan rapor merah bagi kualitas kesehatan ibu yang akan berpengaruh pada kesehatan bayi dan balita di Indonesia. Melihat kondisi tersebut di atas, Indonesia belum dapat mencapai target Millenium Development Goals (MDG’s) mengingat Angka Kematian Ibu terus meningkat dari tahun ke tahun, yang seharusnya menurun hingga 2/3 rasio kematian ibu dalam melahirkan. Dibutuhkan peningkatan komitmen dan kerja sama antara pemerintah, masyarakat dan LSM terkait untuk pencapaian MDG’s.
Tantangan terbesar untuk menurunkan angka kematian ibu adalah mencegah perdarahan, hipertensi dan infeksi serta mengobati penyakit penyerta. Salah satu cara untuk menurunkan angka kematian karena kasus-kasus tersebut adalah dengan menggerakkan kembali partisipasi masyarakat untuk peduli akan kondisi ibu hamil dan peningkatan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak yang disediakan pemerintah melalui revitalisasi posyandu.
Cakupan Wilayah Program Revitalisasi Posyandu Chevon-PKBI:
Wilayah Kota/Kabupaten Kecamatan/Desa
Riau Bengkalis (Duri Area) Mandau (Kel. Air Jamban)
Pinggir (desa Semunai)
Rokan Hilir Desa Sintong
Siak (Minas Area) Minas (desa Rantau Bertuah)
Kampar Tapung (desa Sari Galih)
Dumai Kelurahan Bagan Besar
Pekanbaru (Rumbai Area) Rumbai Pesisir (kel. Lembah Damai)
Jawa Barat Garut Desa Karya mekar, Kecamatan Pasir Wangi
Kalimantan Timur Kutai Kartanegara Samboja
# # #
Tentang Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) merupakan sebuah organisasi gerakan yang didirikan pada tahun 1957. PKBI mempelopori gerakan Keluarga Berencana di Indonesia.Hingga saat ini PKBI memiliki kantor daerah di 27 Provinsi di Indonesia dan terus memperjuangkan hak warga Negara untuk terpenuhinya hak kesehatan secara menyeluruh termasuk kesehatan seksual dan reproduksi.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan
(021-720-7372)
www.pkbi.or.id
Informasi lebih lanjut hubungi :
Devi : 081805889245