PKBI Aceh bekerja sama dengan UNICEF Perwakilan Aceh melaksanakan Dialog Interaktif dengan generasi muda Aceh yang mengusung tema “Peran Kaum Muda Dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Malnutrisi Ibu dan Anak”, di Balai Sidang Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Selasa (10/9).
Sekitar 150 peserta dari berbagai institusi pendidikan, organisasi pemuda, dan jurnalis hadir menyemarakkan acara diskusi tersebut. Kegiatan ini bertujuan membangun wadah diskusi lintas organisasi dan lintas sektor tentang peran penting pemuda terhadap isu malnutrisi pada ibu dan anak, yang juga merupakan salah indikator dalam pemenuhan hak anak demi mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs).
Kepala UNICEF Perwakilan Aceh Andi Yoga Tama dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa banyak peran yang bisa dilakukan oleh kaum muda untuk mencegah stunting pada generasi Aceh mendatang. Contohnya dengan melakukan penyebaran informasi melalui media sosial, saling bertukar informasi, atau melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diisi dengan kegiatan kampanye cegah stunting.
Turut hadir Perwakilan BAPPEDA Aceh Ridhwan, M.Dev, Sc, menyampaikan terima kasih kepada UNICEF Perwakilan Aceh yang telah mendukung dan melakukan pendampingan untuk program intervensi gizi spesifik dan sensitif dalam upaya penanggulangan stunting di Aceh.
“Saat ini, Pemerintah Aceh sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 14 Tahun 2018 tentang Pencegahan dan Penanganan Stunting Terintegrasi di Aceh. Peraturan Gubernur ini sedang dikawal pelaksanaannya, dan beberapa rencana kegiatan prioritas sudah ada dalam Rencana Kerja Kesehatan”, tuturnya dalam paparan materi yang disampaikan.
Dalam kesempatan ini Direktur Eksekutif Daerah PKBI Aceh Eva Khovivah menyebutkan bahwa kondisi perilaku hidup tidak bersih dan tidak sehat berdampak pada masalah gizi, terutama malnutrisi sebagai masalah kesehatan yang menjadi prioritas nasional saat ini. Salah satu bentuk malnutrisi pada anak adalah stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh terjadi akibat kekurangan gizi kronis selama 1000 hari pertama kehidupan. Hal tersebut ditandai dengan tumbuh kembang yang tidak sesuai dengan umur.
Dalam sesi world café, para peserta diajak untuk mengidentifikasi permasalahan utama dan menganalisis akar permasalahan terkait malnutrisi ibu dan anak. Selanjutnya, perwakilan peserta mempresentasikan hasil rumusan mengenai tantangan, inovasi, dan solusi terkait dengan peran pemuda dan berbagai sektor dalam mengatasi isu malnutrisi di Aceh.